rasa itu masih ada
sore hari disekolah, aku merasakan ada yang aneh dalam diri dia
entah hanya perasaanku saja atau memang kenyataan dia berubah
dia mulai menjauhiku, tapi aku masih merasakan hal yang dulu
dia masih sayang aku. dia hanya berpura pura.
dia berbohong pada hatinya sendiri.
dia sama sekali tidak melihat ku, tidak menatapku, tidak memanggilku
dia hanya lewat didepan ku dengan wajah asam
saat aku memanggilnya :
"dikaaaa" panggilku, "(hanyamenolehkearahku) apa" jawab dia
"kamu kenapa hari ini?" tanyaku "aku gapapa,aku pulang duluan ya,bye" jawabnya
"dik tunggu dulu dong,kamu ga nganterin aku pulang?" tanyaku
"eh maaf met,aku sudah ditunggu mama. kamu pulang sendiri ya" jelasnya
"yaudah deh hati hati ya dik" sautku "iya bye hati hati juga" ujarnya
aneh berubah begitu cepat dia, mungkin memang benar dia sudah dinantikan mamanya dirumah
aku hanya bisa berfikir positif tentangnya.
aku pun pulang bersama nita teman baikku.
"meta, lo kenapa? kok murung?" tanya
nita "ha?gapapa kok nit cuma agak pusing aja pelajaran ekonomi tadi"
jawabku "ah lo ga bisa bohong dari gue met, cerita aja deh gue kan temen
lo ayo cerita met" paksa nita "eh tapi gue bingung mau cerita dari
mana?" jawabku "yaudah ceritain dari awal aja met" "tadi dika aneh nit,
dia kaya bukan dia yang gue kenal dulu" jelasku "eh iya kok lo ga
dianterin dika?" tanya nita "iya gatau tuh dika katanya dia udah
ditunggu mamanya" jelasku kurang yakin.
"ha? tadi gue liat dika sama rina ke
arah sana! (menunjuk ke arah yg dituju dika)" jelas nita. "ha?kok dika
bohong? padahal harusnya dia jujur aja gue juga ga bakal marah padahal"
"yaudah met emang dia kenapa met?" "dia
aneh seharian ini nit dia berubah dia kaya ngehindarin gue gini nit"
keluhku "hah?ngehindarin lo? lo kan baru balikan sama dia?kok udah
ngehindarin gini sih?" "gatau deh nit gue bingung gue cape sama dia kalo
dia begitu mulu tiap hari"keluhku lagi "yaudah met,nanti lo telepon dia
tanya baik baik ya" hibur nita "iya nit, gue masuk rumah ya byeeee"
sesampainya dikamar itu rasanya aku pengen langsung tidur dan gausah bangun lagi kalo emang dika berubah beneran.
selesai makan malam, aku langsung kembali ke kamar dan mencoba menelepon dika
"(tuuutt tuuutt tuuutt)" bunyi
teleponnya "halo meta?ada apa?" jawab dia "halo dik, gapapa aku cuma
kangen kamu, kamu kenapa hari ini?" tanyaku "aku gapapa met, aku cuma
ada masalah sedikit di rumah" jelasnya "sampe kamu cuekin aku tadi?"
"eh?maaf deh met kalo aku tadi cuek abis aku buru buru tadi" jelasnya
lagi "buru buru nganterin rini?" sindir ku "ha?rini?apasih aku gak
ngerti" tangkasnya "tadi aku liat kamu jalan sama rini" sindirku lagi
"hmm iya tadi aku nganterin rini pulang kan emang satu komplek jadi
sekalian jalan gitu deh met" jelasnya "hmm yaudahlah gapapa kok aku
tidur ya (agak sedikit jengkel)" jawabku "eh met tar dulu" "apa lagi?"
tanyaku "kamu marah yah? yaudah maafin aku love you ya istirahat aja
sana" "iya byeeee" jawabku .
pagi hari saat aku berangkat sekolah
lagi lagi aku melihat hal yang harusnya tidak akan pernah aku lihat
lagi. ya dika dengan rini lagi! oohh nooo! dika jahat bangeeettt!
"dikaaaaaaaaaaa riniiiiiiiiiii"
panggilku "eh meta" jawab rini "wah temen macam apa lo? lo tau gue masih
jadian sama dika? ngapain lo berduaan mulu sama dika? lo jahat rin"
marahku "dan lo dik, kita putus ya" "met tunggu aku ga mau putus sama
kamu met" jawabnya "apalagi sih dik? gue cape sama lo!berulang kali lo
gini lagi" keluhku "met tapi gue sayang lo" jawabnya "tapi gue udah
enggak" jawabku singkat lalu pergi meninggalkan mereka.
bukannya
aku pergi kesekolah tapi aku pergi ke cafe bersama nita. aku hanya bisa
murung menutupi perasaan aku. aku bodoh! aku bohong pada diriku
sendiri! aku masih punya rasa itu ke dia. rasa ini masih ada dan tak
akan hilaaaaannggg!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar